Posts

Paradigma dan Perspektif*

Image
Oleh: Fikar Damai Setia Gea A.     Pengertian Paradigma Secara etimologis kata Paradigma bermula pada sejak abad pertengahan di Inggris yang merupakan kata serapan dari Bahasa Latin pada tahun 1943 yaitu paradigma   yang berarti suatu model atau pola. Sementara dalam Bahasa Yunani berasal dari kata paradeigma (para+deignunai) yang berarti untuk “membandingkan”, “bersebelahan” (para) dan “memperlihatkan” (deik). Paradigma dapat diartikan sebagai seperangkat asumsi, konsep, nilai, dan praktik yang diterapkan dalam memandang realitas dalam sebuah komunitas yang sama khususnya dalam disiplin ilmu pengetahuan. Beberapa pengertian paradigma menurut pada ahli adalah sebagai berikut: Pengertian paradigma menurut Patton (1975) : “A world view, a general perspective, a way of   breaking down of the complexity of the real world” (suatu pandangan dunia, suatu cara pandang umum, atau suatu cara untuk menguraikan kompleksitas dunia nyata) . Pengertian paradigma menurut Robert Friedrichs (197

BELAJAR DARI PRESIDEN JOKOWI MENYELESAIKAN KRISIS (KASUS PENYELESAIAN DANA TALANGAN KORBAN LUMPUR LAPINDO)

Image
Oleh. Fikar Damai Setia Gea I.          PENDAHULUAN A.       Latar Belakang Masalah Kasus lumpur Lapindo merupakan salah satu permasalahan yang sangat kompleks dan pelik yang pernah terjadi di Indonesia. Hal ini terjadi karena menyita begitu besar perhatian masyarakat (nasional dan internasional) dan sangat menguras banyak energi untuk menanganinya. Bagaimana tidak, sejak terjadinya kasus lumpur Lapindo pada tanggal 29 Mei 2006 hingga berakhirnya dua periode pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono dan memasuki era baru pemerintahan Joko Widodo pada tahun 2014 kasus ini masih belum selesai juga. Berdasarkan data dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) RI, dalam satu tahun saja sejak terjadi semburan lumpur kerugian ekonomi makro yang diderita mencapai Rp.28,3 trilyun. BPK yang bekerjasama dengan Universitas Brawijaya Malang memprediksikan besar kerugian dari dampak terjadinya lumpur Lapindo dari tahun 2006-2015, yaitu; kerugian biaya ekonomi langsung yaitu biaya yang terjadi di wilaya

KOMUNIKASI HUMANIS*

Image
Oleh: Fikar Damai Setia Gea ** 1.     PENDAHULUAN A.     LATAR BELAKANG Akhir-akhir ini perkembangan komunikasi di Indonesia utamanya perkembangan teknologi informasi dan komunikasi baik melalui media televisi maupun media baru internet mengalami perkembangan dan perubahan yang sangat siginifikan.  Namun perubahan itu tidak serta merta adalah sesuatu yang positif. Justru sangat jamak kita temukan pemberitaan-pemberitaan negatif yang mendominasi ruang publikasi dan menjadi konsumsi masyarakat. Keterbatasan pilihan akan sumber-sumber informasi pun membuat masyarakat tidak berdaya dan dengan terpaksa menjadi korban penderita akibat terpaan media yang sangat sulit untuk dibendung. Sejak bangun pagi hingga menjelang tidur, berita dan tayangan televisi tentang korupsi, pembunuhan, penculikan, kasus suap, kecelakaan dan berita   negatif lainnya, membombardir ruang-ruang privasi kita. Fenomena tayangan atau berita negatif itu cukup fantastis. Arry Rahmawan (dalam Widodo, 2012:1) men

Popular posts from this blog

KENDALA DAN HAMBATAN SERTA SOLUSI DALAM KOMUNIKASI PEMBANGUNAN*

E-BUDGETING: MENGAWAL ASPIRASI MASYARAKAT DARI POLITIK KEPENTINGAN*

PELET JEPANG!

CORPORATE BRANDING AND CORPORATE REPUTATION

KOMUNIKASI HUMANIS*