Paradigma dan Perspektif*
A.
Pengertian
Paradigma
Secara
etimologis kata Paradigma bermula pada sejak abad pertengahan di Inggris yang
merupakan kata serapan dari Bahasa Latin pada tahun 1943 yaitu paradigma yang berarti suatu model atau pola. Sementara
dalam Bahasa Yunani berasal dari kata paradeigma
(para+deignunai) yang berarti untuk “membandingkan”, “bersebelahan” (para)
dan “memperlihatkan” (deik). Paradigma dapat diartikan sebagai seperangkat
asumsi, konsep, nilai, dan praktik yang diterapkan dalam memandang realitas
dalam sebuah komunitas yang sama khususnya dalam disiplin ilmu pengetahuan.
Beberapa
pengertian paradigma menurut pada ahli adalah sebagai berikut:
Pengertian paradigma
menurut Patton(1975) : “A world view, a general perspective, a way
of breaking down of the complexity of
the real world” (suatu pandangan dunia, suatu cara pandang umum, atau suatu
cara untuk menguraikan kompleksitas dunia nyata).
Pengertian
paradigma menurut Robert Friedrichs(1970)
: Suatu pandangan yang mendasar dari
suatu disiplin ilmu tentang apa yang menjadi pokok persoalan yang semestinya
dipelajari.
Sedangkan
menurut George Ritzer(1980) Paradigma
adalah pandangan yang mendasar dari para
ilmuwan tentang apa yang menjadi pokok persoalan yang semestinya dipelajari
oleh salah satu cabang atau disiplin ilmu pengetahuan. Lebih lanjut Ritzer
mengungkapkan bahwa paradigma membantu merumuskan tentang apa yang harus
dipelajari, persoalan-persoalan yang harus dijawab, bagaimana harus
menjawabnya, serta aturan-aturan apa yang harus diikuti dalam
menginterpretasikan informasi yang harus dikumpulkan informasi yang dikumpulkan
dalam menjawab persoalan-persoalan tersebut.
Sedangkan
dalam bidang perkembangan ilmu pengetahuan Thomas
S. Khun (1962) mengemukakan konsep paradigma sebagai berikut: Paradigma adalah pandangan dasar tentang
pokok bahasan ilmu. Mendefinisikan apa yang harus diteliti dan dibahas,
pertanyaan apa yang harus dimunculkan, bagaimana merumuskan pertanyaannya, dan
aturan-aturan apa yang harus diikuti dalam menginterpretasikan jawabannya.
Paradigma adalah konsep terluas dalam dunia ilmiah yang berfungsi membedakan
satu komunitas ilmiah dengan komunitas lainnya. Paradigma berkaitan dengan
pendefinisian, eksemplar ilmiah, teori, metode serta instrumen yang tercakup di
dalamnya.
Dengan
demikian, paradigma dapat dipahami sebagai suatu tatanan nilai atau konsep yang
menjadi dasar atau patron atau menjadi sebuah titik pangkal bertolaknya
pandangan seseorang dalam memahami atau menguraikan realitas yang dialaminya.
Paradigma menjadi landasan yang sifatnya umum yang kepadanya berasal
penjabaran-penjabaran atau bagaimana seseorang menguraikan sebuah realitas.
Sehingga dari situ dapat menunjukkan siapa diri seseorang dari cara dia
memandang sesuatu yang membentuk citra subjektif terhadap dirinya. Ibarat
seorang ilmuwan maka citra dirinya yang menunjukkan bahwa dia adalah ilmuwan
dalam bidang tertentu adalah dari paradigma yang mendasari cara berpikirnya.
Atau
dalam hal berpikir secara induktif maka berbagai perspektif yang dipakai oleh
seseorang dalam memandang sesuatu maka paradigma ibarat mercusuar atau pusat
perhatian sehingga semua asumsi-asumsi yang ada tidak keluar dari satu kerangka
berpikir yang utuh.
B.
Pengertian
Perspektif
Arti
Perspektif dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah; 1) cara melukiskan suatu
benda pada permukaan yang mendatar sebagaimana yang terlihat oleh mata dengan
tiga dimensi (panjang, lebar dan tingginya); 2) sudut pandang, pandangan.
Perspektif
merupakan suatu kumpulan asumsi maupun keyakinan tentang suatu hal, dengan
perspektif orang akan memandang sesuatu hal berdasarkan cara-cara tertentu yang
berhubungan dengan asumsi dasar yang menjadi landasannya, sebagai unsur-unsur
pembentuk dan ruang lingkup apa yang dipandangnya. Perspektif membimbing setiap
orang untuk menentukan bagian yang relevan dengan fenomena yang terpilih dari
konsep-konsep tertentu untuk dipandang secara rasional.Secara ringkas dapat disimpulkan bahwa perspektif adalah kerangka
kerja konseptual, sekumpulan asumsi, nilai, gagasan yang mempengaruhi
perspektif manusia sehingga menghasilkan tindakan dalam suatu konteks situasi
tertentu.
Katherine Miller dalam bukunya Communication
Theories: Perspectives,
Processes and Contexts, mendefinisikan Perspektif sebagai cara atau metode
untuk melihat atau mengamati berbagai fenomena/keadaan/situasi di sekeliling
kita. Dalam hal ini yang dimaksudkan bukanlah persepektif secara singular
tetapi perspektif secara plural atau jamak. Artinya alah bahwa dalam memandang
atau melihat sebuah fenomena tidak hanya dapat dilihat dalam satu kaca mata
saja tetapi dapat dilihat dengan berbagai kaca mata dan dari sudut pandang yang
berbeda.
Miller
menambahkan bahwa sebuah teori dapat dilihat dari sudut pandang, proses
penyaringan dan proses penerangan yang berbeda-beda. Pilihan perspektif yang
diambil seseorang mememiliki implikasi pada teori dan metodologi yang digunakan
dan dikuasai serta dipahami seseorang dalam memahami suatu fenomena atau
realitas.
C.
Hubungan
Paradigma dengan Perspektif
Kerapkali
dalam kehidupan sehari-hari terjadi kegamangan dalam membedakan paradigma
dengan perspektif. Ada yang menganggap bahwa paradigma sama dengan perspektif.
Ada pula yang beranggapan bahwa perspektif lebih luas atau lebih umum dari pada
paradigma ataupun sebaliknya. Akibatnya pada suatu keadaan tertentu terjadi
kesulitan dalam memahami sesuatu karena belum ada persamaan persepsi atas
paradigma dan perspektif.
Untuk
menggambarkan hubungan antara paradigma dengan perpektif, saya ibaratkan
seseorang yang memandang sebuah ‘Rumah’. Rumah adalah sebuah paradigma, sebuah
nilai atau asumsi-sumsi yang dipegang bersama menjadi sebuah kompleksitas yang
nyata. Sementara persepektif adalah cara seseorang memandang ‘rumah’ dimaksud
dari sudut pandang yang mana, melihat dari sudut dan dimensi yang berbeda akan
memberikan pandangan yang berbeda pula. Cara menilai atau memahami tentang
realitas ‘rumah’ dipengaruhi oleh kamampuan kedalaman pemahaman dan proses
penerangan yang digunakan.
Jadi,
dapat disimpulkan bahwa paradigma sifatnya lebih luas dan umum sementara
perspektif dalam memandang sesuatu realitas lebih sempit tergantung daripada
cara, metode dan pada dimensi apa sesuatu dimuai untuk dilihat.
* Sebuah Resume
Referensi
1. Lubis,
Akhyar Yusuf. (2015). Filsafat Ilmu Klasik Hingga Kontemporer. Jakarta;
Rajawali Pers.
2. Vardinansyah,
Dani. (2008). Filsafat Ilmu Komunikasi;
Suatu Pengantar. Jakarta; Indeks
Comments
Post a Comment