Paradigma dan Perspektif*

Image
Oleh: Fikar Damai Setia Gea A.     Pengertian Paradigma Secara etimologis kata Paradigma bermula pada sejak abad pertengahan di Inggris yang merupakan kata serapan dari Bahasa Latin pada tahun 1943 yaitu paradigma   yang berarti suatu model atau pola. Sementara dalam Bahasa Yunani berasal dari kata paradeigma (para+deignunai) yang berarti untuk “membandingkan”, “bersebelahan” (para) dan “memperlihatkan” (deik). Paradigma dapat diartikan sebagai seperangkat asumsi, konsep, nilai, dan praktik yang diterapkan dalam memandang realitas dalam sebuah komunitas yang sama khususnya dalam disiplin ilmu pengetahuan. Beberapa pengertian paradigma menurut pada ahli adalah sebagai berikut: Pengertian paradigma menurut Patton (1975) : “A world view, a general perspective, a way of   breaking down of the complexity of the real world” (suatu pandangan dunia, suatu cara pandang umum, atau suatu cara untuk menguraikan kompleksitas dunia nyata) . Pengertian paradigma menurut Robert Friedrichs (197

KEPEMIMPINAN INDONESIA ADALAH TANGGUNGJAWAB DAN PENGABDIAN BAGI RAKYAT*

Oleh. Fikar Damai S. Gea
Kepemimpinan di Indonesia merupakan sebuah model kepemimpinan yang sangat istimewa. Dikatakan demikian karena pemimpin di Indonesia memimpin di atas berbagai-bagai kemajemukan – wilayah yang terbentang dari Sabang sampai Merauke dengan beribu-ribu pulau, budaya, bahasa, suku, adat istiadat, agama, bahkan cara berpikir masyarakatnya yang juga berbeda – yang dikemas menjadi satu kesatuan yang utuh tak terpisahkan yaitu Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Oleh karena itu, mencari sosok pemimpin yang mampu mengakomodir segala keinginan, kebutuhan, aspirasi dan harapan seluruh anak Bangsa ini bukanlah hal yang mudah. Namun, dengan potensi sumber daya manusia Indonesia yang sangat kaya, bukanlah hal yang mustahil untuk dapat menemukan sosok idaman pemimpin Indonesia dari antara putera dan puteri terbaik Bangsa sekarang ini.

Sosok pemimpin idaman masyarakat Indonesia untuk memimpin Bangsa ini kedepan pertama-tama ialah seorang cendekiawan. Cendekiawan adalah orang yang mampu berpikir dengan tajam untuk memahami masalah dan menyumbangkan jalan keluar dari masalah itu bagi kebaikan banyak orang. Jadi, kaum cendekiawan bukan hanya mereka yang bergelar sarjana atau yang notabene mempunyai jabatan tinggi tertentu. Namun, yang perlu diperhatikan adalah kejernihan pemikirannya dan manfaat pemikiran itu bagi kepentingan umum. Ciri pemikiran cendekiawan adalah inklusif yang berarti mengikutsertakan, merangkul atau mengajak untuk bergabung dan kontributif artinya menyumbang manfaat bagi semua pihak.

Kedua adalah berpengalaman dan bijak. Kita membutuhkan seorang pemimpin yang memiliki pengalaman dan bijak. Kepandaian dan kekuasaan bukanlah segala-galanya. Orang yang pandai dan berkuasa belum tentu bijak dalam menggunakan kepandaian dan kekuasaannya karena mereka masih belum berpegalaman. Pengalaman tidak identik dengan panjangnya masa kerja tetapi diukur dari intensitas pengabdiannya. Artinya ialah sejauhmana ia mempunyai tujuan dan maksud yang baik serta pengalaman hidup yang bermakna, berdampak dan terarah. Hidup yang bermutu menghasilkan pengalaman dan pengalaman menghasilkan sikap bijak. Kita butuh pemimpin yang memiliki pengalaman hidup yang berkualitas.

Ketiga adalah memiliki Wawasan Nusantara yang baik yang mengenal dan memahami Indonesia secara mendalam. Wawasan nusantara adalah cara pandang dan sikap Bangsa Indonesia mengenai diri dan bentuk geografinya berdasarkan Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika. Indonesia yang kaya akan kemajemukan dari aspek kewilayahan/geografi, sejarah dan juga sosial budaya harus menjadi acuan dalam merencanakan dan melakukan pembangunan. Karena perbedaan dalam kesatuan menuntut kebijakan yang berbeda pula. Dengan ini diharapkan seorang pemimpin mampu mengenal potensi-potensi yang dimiliki oleh Bangsa Indonesia dan menjadi landasan dalam merencanakan pembangunan.

Keempat adalah berani Tampil Beda. Dengan kondisi Indonesia saat ini yang sedang dalam goncangan dan permasalahan besar, kita membutuhkan pemimpin yang berani membuat terobosan atau kebijakan baru yang kontroversial sekalipun untuk mampu membawa perubahan besar untuk Bangsa ini. Beberapa masalah besar yang dihadapi Bangsa Indonesia saat ini adalah korupsi, degradasi penegakan hukum dan berbagai masalah sosial lainnya. Kita butuh pemimpin yang berani menonjol diantara kerumunan dan tidak takut melakukan sesuatu untuk pertama kalinya.

Kelima adalah Indonesia membutuhkan orang mememiliki Kemampuan Manajerial yang baik. Pemimpin Indonesia kedepan harus memiliki enam prinsip kemampuan manajerial*) yaitu; a) Prinsip Seleksi; pemimpin tentunya akan memilih orang yang tepat yang berkualifikasi untuk tugas dan tempat yang tepat sebagai mitra kerjanya. Tugas untuk memilih ini harus dilakukan dengan sangat hati-hati dan bertahap sembari melakukan penilaian-penilaian. b) Prinsip Asosiasi; kemampuan mengajak tim untuk bekerjasama tanpa membuat perbedaan seperti atasan dan bawahan. c) Prinsip Edukasi; seorang pemimpin harus membina, melatih dan membekali setiap bawahannya setiap saat. d) Prinsip Delegasi; memberikan kesempatan kepada tim untuk ambil bagian dan mempersiapkan mereka mengantisipasi kesulitan dan hambatan. e) Prinsip Supervisi; pemimpin harus memberi dukungan, pujian, pendampingan dan juga penguatan. f) Prinsip Suksesi dan Regenerasi; pemimpin harus mampu mempersiapkan generasi penerus untuk melanjutkan pembangunan.

Keenam adalah Memiliki Target. Seorang pemimpin harus memiliki target untuk Bangsanya. Kita membutuhkan pemimpin yang memiliki target utama yang harus dicapai untuk membawa perubahan untuk bangsa ini. Pemimpin Indonesia kedepan harus pemimpin yang fokus terhadap target dan walaupun kondisi bangsa saat ini kurang baik serta pemimpin yang tidak pernah melepaskan mimpi untuk mencapai target itu walaupun banyak tantangan dan rintangan yang dihadapi.

Ketujuh adalah Siap Hidup di Zona Tidak Aman. Indonesia dengan jumlah penduduk yang sangat banyak dan berbagai macam kemajemukan lainnya sangat berpengaruh terhadap banyaknya kepentingan dan aspirasi dari masyarakat. Karena itu, pemimpin Indonesia harus mampu memimpin dengan berbagai tuntutan dari masyarakat. Dengan demikian pemimpin Indonesia kedepan tidak boleh memimpin dengan status quo tetapi berani keluar dari zona aman dan mengambil terobosan-terobosan spektakuler untuk kepentingan bangsa. Dengan demikian kemandirian dan kedewasaan bangsa akan teruji.

Kedepalan adalah Responsif dan Murah Hati. Begitu banyak masalah-masalah kecil yang terjadi di akar rumput saat ini, baik menyangkut hak-hak hidup, kemisikanan dan ketidakadilan, diskriminasi, masalah keyakinan yang seharusnya dijamin oleh pemerintah diperlukan penanganan serius dan cepat. Yang dibutuhkan masyarakat adalah sikap pemerintah yang tanggap terhadap berbagai permasalahan mereka dan menyelesaikan masalah itu dengan ‘hati’ tanpa ada intervensi politik manapun.

Kesembilan adalah Kemampuan Bekerjasama baik di Dalam Maupun di Luar Negeri. Bangsa Indonesia membutuhkan pemimpin yang mampu merangkul seluruh elemen bangsa dan juga menjangkau dan merangkul berbagai negara di luar Indonesia, baik di zona ASEAN, ASIA, EROPA, ASIA PASIFIK, United Nation maupun zona-zona lainnya untuk kepentingan nasional dan memiliki pengaruh didalamnya.

Kesepuluh adalah Merobos Tembok Pembatas. Citra Indonesia di mata dunia menjadi jelek akibat tingkat korupsi yang sangat tinggi, permasalah hukum yang sangat pelik dan juga kemiskinan yang semakin merajalela. Bangsa ini membutuhkan pemimpin yang mampu menerobos tiga permasalahan utama ini sehingga bangsa ini lepas dari keterpurukan dan kemiskinan. Pemimpin idaman Indonesia kedepan ialah pemimpin yang memiliki master plan penyelesaian masalah Indonesia.

Kesebelas adalah Siap Mundur dari Jabatan. Pemimpin yang besar ialah pemimpin yang memiliki rasa malu dan berani bertanggung jawab. Indonesia sebagai bangsa yang besar membutuhkan pemimpin yang besar pula. Karena itu, bangsa Indonesia membutuhkan pemimpin yang siap mundur dari jabatan dan kekuasaannya apabila tidak mampu bekerja dengan baik, menghianati amanat rakyat dan mementingkan kepentingan pribadi dan golongan dari pada kepentingan rakyat Indonesia.

Keduabelas adalah terlepas dari semua kriteria yang sudah dimuat sebelumnya, bangsa Indonesia sebagai bangsa yang berketuhanan yang esa maka selayaknya pemimpin Indonesia ideal kedepan adalah Pemimpin Yang Takut Akan Tuhan. Apabila roda pemerintahan di bangsa ini dijalankan dengan didasarkan pada takut akan Tuhan maka yakin dan percaya bangsa ini akan segera mengalami pemulihan menuju Indonesia yang jaya, makmur dan sejahtera.

Mencari pemimpin yang baik seperti yang kita idam-idamkan untuk membawa perubahan dan pengharapan bagi Bangsa ini tentunya tidak dapat dijamin di Negara Demokrasi seperti di Indonesia. Karena sejatinya Negara demokrasi hanya menjamin bahwa pemimpin populer yang akan terpilih dan menjadi pemimpin. Oleh karena itu yang diharapkan adalah kedewasaan rakyat dalam memilih pemimpin bangsa dengan membiarkan wacana demokrasi bergulir sesuai perkembangan zaman dan demi kepentingan sebanyak-banyaknya rakyat Indonesia.

*Dimuat di:http://www.pewarta-indonesia.com/kolom-pewarta/kriteria-presiden-ri/8187-kepeminpinan-indonesia-adalah-tanggungjawab-dan-pengabdian-bagi-rakyat-84u.pdf

Comments

Popular posts from this blog

KENDALA DAN HAMBATAN SERTA SOLUSI DALAM KOMUNIKASI PEMBANGUNAN*

E-BUDGETING: MENGAWAL ASPIRASI MASYARAKAT DARI POLITIK KEPENTINGAN*

PELET JEPANG!

CORPORATE BRANDING AND CORPORATE REPUTATION

KOMUNIKASI HUMANIS*