Paradigma dan Perspektif*

Image
Oleh: Fikar Damai Setia Gea A.     Pengertian Paradigma Secara etimologis kata Paradigma bermula pada sejak abad pertengahan di Inggris yang merupakan kata serapan dari Bahasa Latin pada tahun 1943 yaitu paradigma   yang berarti suatu model atau pola. Sementara dalam Bahasa Yunani berasal dari kata paradeigma (para+deignunai) yang berarti untuk “membandingkan”, “bersebelahan” (para) dan “memperlihatkan” (deik). Paradigma dapat diartikan sebagai seperangkat asumsi, konsep, nilai, dan praktik yang diterapkan dalam memandang realitas dalam sebuah komunitas yang sama khususnya dalam disiplin ilmu pengetahuan. Beberapa pengertian paradigma menurut pada ahli adalah sebagai berikut: Pengertian paradigma menurut Patton (1975) : “A world view, a general perspective, a way of   breaking down of the complexity of the real world” (suatu pandangan dunia, suatu cara pandang umum, atau suatu cara untuk menguraikan kompleksitas dunia nyata) . Pengertian paradigma menurut Robert Friedrichs (197

CHANGE YOUR OLD MIND SET


Change your old mind set atau ubah cara pandang/berpikir anda yang lama. Tujuan dari pernyataan ini ialah menghimbau kita untuk merubah cara pandang/berpikir kita selama ini yang sifatnya negative dan tidak membangun. Tidak serta merta merubah segala sesuatu yang ada dalam pikiran kita atau bahkan ideologi yang kita pegang, itu namanya brain wash. Akan tetapi pernyataan Change Your Old Mind Set lebih mengarah dalam memperbesar kapasitas diri.

Untuk lebih memahami lebih jauh makna dari pernyataan ini, berikut ini ada sebuah cerita yang saya kutip dari Renungan Manna Sorgawi.

Suatu hari Harvey sedang menunggu taksi di sebuah airport, tak lama sebuah taksi menghampirinya. Pengemudi taksi yang mengenakan kameja putih, dasi hitam dan celana panjang hitam itu membukakan pintu untuk Harvey. Sambil memberi sebuah kartu yang delaminating, sopir taksi itu berkata, “Saya Wally, sopir anda. Selagi saya memasukkan barang-barang anda ke bagasi, saya anda bersedia membaca pernyataan misi saya,” kata si sopir taksi. Harvey mengambil kartu yang bertuliskan, “Pernyataan misi Wally: Untuk mengantarkan penumpang saya ke tempat tujuan mereka dengan cara tercepat, teraman, dan termurah dalam lingkungan yang bersahabat.”

Keadaan di dalam taksi sama bersihnya dengan penampilan luarnya yang mengkilap! Sambil mengemudi Wally berkata, “Apakah anda mau segelas kopi? Saya memiliki satu termos kopi biasa dan yang lain bebas kafein.” “Tidak, terima kasih saya lebih memilih soft drink,” kata Harvey bercanda. Wally tersenyum dan berkata, “Tidak masalah, saya memiliki pendingin yang bersisi cola, diet cola, air mineral dan jus jeruk.” “Baiklah saya mau diet cola saja,” kata Harvey sambil tersenyum kagum. Sambil memberikan minuman Wally berkata lagi, “Bila anda membutuhkan bacaan, saya punya Wall Street Journal, Time, Sport Illustration dan USA Today.” Kemudian Wally menepi dan memberi kartu berlaminating lain kepada Harvey. “Ini adalah beberapa daftar stasiun radio dan musik yang dapat diputar bila anda berkenan mendengarkan radio,” katanya menjelaskan. Semua servis itu belum cukup, Wally kembali memberitahu Harvey bahwa AC telah dinyalakan dan bertanya apakah suhunya sudah cukup nyaman bagi penumpangnya itu. Wally juga menyarankan rute terbaik menuju tempat tujuan Harvey, sesuai waktu yang sedang mereka jalani. Wally memberi pilihan, apakah penumpangnya itu lebih senang diajak mengobrol, mendengar cerita tentang beberapa pemandangan atau lebih memilih untuk dibiarkan sendiri.

“Wally, tolong beritahu saya apakah anda selalu melayani setiap penumpang seperti ini?” tanya Harvey kagum. “Tidak, ini baru saya lakukan 2 tahun terakhir. Dalam 5 tahun pertama mengemudikan taksi, saya sangat suka mengeluh hingga suatu hari saya mendengar Wayne Dyerberbicara di radio. Dyer berkata bila kita bangun dan mengharapkan hari yang baik, namun sering mengeluh dan bersikap negative terhadap setiap keadaan, maka kita akan mendapat hari-hari yang buruk. Dia menasihatkan untuk berhenti mengeluh dan bersikap negative terhadap setiap keadaan. Buatlah diri kita berbeda dalam kompetisi. Jangan menjadi seekor bebek, jadilah seekor elang! Bebek terbiasa mengeluh sedangkan elang terbang tinggi di angkasa dengan penuh kedamaian dan kemenangan, ” kata Wally menerangkan cara pandang/berpikir yang mengubahnya menjadi elang.

Dari cerita diatas, kita dapat melihat satu perubahan cara pandang/berpikir yang dialami oleh Wally seorang sopir taksi. Old mind set (cara pandang lama) yang menghantui hidup Wally sebagai sopir taksi dalam 5 tahun pertama ialah suka mengeluh. Mengeluh merupakan sebuah sikap yang mencerminkan penderitaan hati (sakit, susah, berat, dsb) atau menyatakan kecewa terhadap sesuatu. Kecewa terhadap apa yang sedang ia alami, kecewa akan hidupnya sendiri yang tentu saja hal itu membuat ia terperosot tajam ke dalam jurang kegagalan.

Namun, yang diharapkan ialah adanya perubahan cara pandang yang diibaratkan dengan seekor elang yang terbang tinggi di angkasa dengan penuh kedamaian dan kemenangan.
Mungkin masih banyak cara pandang lama yang masih menghantui hidup kita sekarang ini. Apakah itu kemalasan, kesombongan/kenangkuhan, egois, dengki, iri hati, patah semangat, putus asa dan hal-hal lain yang sifatnya tidak membangun bahkan menjatuhkan yang bertumbuh dalam kehidupan kita sekarang ini. Saat ini juga STOP! CHANGE!.

Bagaimana caranya? Learn and do! Hear and Move! Change your old mind set right now and try to get the new ones.

Pemenang mempersiapkan dan memperbesar keunggulan diri dengan mengembangkan kekuatan yang ada dalam dirinya. Perubahan dan keunggulan menghasilkan pencapaian yang besar! Dalam Amsal 22:29 tertulis: Pernahkah engkau melihat orang yang cakap dalam pekerjaannya? Di hadapan raja-raja ia akan berdiri, bukan di hadapan orang-orang yang hina.

Comments

Popular posts from this blog

KENDALA DAN HAMBATAN SERTA SOLUSI DALAM KOMUNIKASI PEMBANGUNAN*

E-BUDGETING: MENGAWAL ASPIRASI MASYARAKAT DARI POLITIK KEPENTINGAN*

PELET JEPANG!

CORPORATE BRANDING AND CORPORATE REPUTATION

KOMUNIKASI HUMANIS*