Mencabut Akar Pahit Dalam Kehidupan Bangsa

Aku Untuk Negeri-Ku

Apa yang salah dalam kehidupan bangsa Indonesia, sehingga rakyatnya sudah tidak percaya lagi terhadap para penyelenggara bangsa ini? Apakah kondisi ini merupakan satu kegagalan? Menurunnya rasa percaya masyarakat terhadap kinerja pemerintah sebenarnya disebabkan karena, masyarakat belum merasakan perubahan yang terjadi secara signifikan dalam bangsa ini. Perjalanan bangsa selama 63 tahun setelah merdeka masih belum memberikan hasil yang maksimal untuk membawa bangsa ini menuju pada kesejahteraan dan kebebasan secara utuh.

Apakah 63 tahun belum cukup dijadikan sebagai masa persiapan menuju pada sebuah perubahan yang didambakan itu? Seharusnya sebuah pembelajaran penting sudah dapat dipetik dalam dalam jenjang waktu. Artinya ialah bahwa perubahan itu sudah dapat dimulai sekarang juga. Akan tetapi kenyataanya perubahan itu hanya sebuah mimpi belaka. Perubahan hanya menjadi sebuah konsep yang usang tanpa implementasi yang jelas di lapangan.

Pernyataan ini keluar bukan tanpa alasan yang mendukung. Jika kita kembali pada Undang-Undang Dasar 1945, menyatakan bahwa salah satu tujuan utama bangsa ini ialah untuk memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa. Apakah cita-cita luhur para founding fathers bangsa ini telah terwujud dengan nyata? Beberapa masalah pokok bangsa yang seharusnya menjadi fokus utama untuk diselesaikan belum tuntas, antara lain; kemiskinan, kelaparan, krisis pangan, mahalnya harga pangan dan sempitnya lapangan kerja. Belum lagi ditambah dengan kasus korupsi dan krisis kepemimpinan yang terus merajalela dalam kehidupan bangsa ini.

Sebuah pertanyaan kembali muncul kepermukaan. Apakah bangsa ini sudah berakhir?

Jawabannya ialah ”TIDAK”, sama sekali bangsa ini belum berakhir.

Satu keberanian untuk menjawab bahwa bangsa ini belum berakhir masih dapat digaungkan karena bangsa ini memiliki generasi muda yang mampu menjadi agen perubahan. Mendengar kata generasi muda memberikan secercah harapan bahwa bangsa ini dapat dipulihkan kembali.

Ibarat sebuah mesin yang rusak ingin diperbaiki, maka orang yang mampu untuk melakukan perbaikan hanyalah seorang tekhnisi yang mengenal seluk beluk mesin. Begitu juga dalam kehidupan bernegara. Menjadi agen perubahan pertama-tama harus mengenal seluk beluk bangsa dan akar permasalahan yang dialami oleh bangsa ini. Generasi muda sebagai agen perubahan juga harus mengetahui seluk beluk bangsa dan mengenal permasalahan bangsa. Harapan yang amat sangat besar dititipkan kepada generasi muda karena, generasi muda memiliki cara pandang dan berpikir yang baru yang belum terkontaminasi oleh sistim yang sedang berjalan.

Sikap Mental

Agen Perubahan! Agen perubahan adalah orang yang menjadi motor penggerak yang membawa perubahan sosial. Seorang agen perubahan harus mampu menggerakkan masyarakat untuk mau melakukan perubahan, memberi pemecahan masalah, menjadi inovator dan menjadi penghubung dengan sumber-sumber yang diperlukan untuk memecahkan masalah yang dihadapi. Artinya ialah bahwa agen perubahan merupakan orang yang berada pada barisan pertama yang akan memimpin untuk menuju pada perubahan.

Berkenaan dengan generasi muda sebagai agen perubahan, maka generasi muda harus mengerti permasalahan bangsa ini yang mengakibatkan perubahan masih belum terwujud. Pertama-tama, mata rantai permasalahan harus diputuskan di tingkat agen perubahan, sehingga tidak ada lagi momok yang menghambat terjadinya perubahan.

Salah satu akar permasalahan bangsa yang terus menghantui sebagian besar masyarakat ialah sikap mental.

Sikap mental adalah keadaan dan aktifitas jiwa, cara berpikir dan berperasaan. Mengapa sikap mental menjadi akar permasalahan bangsa? Karena selama ini, sebagian besar masyarakat Indonesia belum bangun dari tidur panjangnya. Masyarakat terninabobokan oleh mitos gema ripah loh jinawi ditambah lagi dengan sikap pemimpin bangsa yang terus menyuapi masyarakat. Akibatnya sikap mental masyarakat Indonesia ialah sikap yanag selalu menunggu untuk disuapi. Karena sudah tertanam dalam pikiran masyarakat indonesia bahwa bangsa kita ialah bangsa yang kaya dan makmur. Namun tidak ada upaya untuk mau mengelolanya dengan baik.

Situasi dan kondisi ini pada hakikatnya merupakan sebuah proses pemiskinan. Jadi, sikap mental bangsa Indonesia ialah sikap mental ”Si Miskin”. Setelah 63 tahun merdeka bangsa Indonesia masih menyandang mental si miskin ini. Setelah lama bebas dari belenggu penjajahan tapi masyarakat Indonesia masih kekurangan pangan, kesejahtearaan yang masih belum merata dan ketinggalan dalam bidang teknologi.

Hal ini terbukti dengan impor beras dan kebutuhan pokok lainnya dari luar negeri. Kekayaan dan kesuburan alam Indonesia yang kita bangga-banggakan itu dikemanakan. Kembali lagi pada sikap mental yang hanya mau menunggu dan menerima. Begitu juga pemerintah bukannya berupaya untuk berinovasi mewujudkan pemenuhan pangan, melainkan cara yang mudah saja dengan membeli yang sudah ada dari orang lain. Sampai saat ini Indonesia masih belum mandiri dalam bidang pangan.

Tidak salah kalau dikatakan bahwa pemerintah kita bermental si miskin. Selama 30 tahun lebih Indonesia hidup dari meminta-minta dari negara lain. Indonesia di dikte untuk selalu mengharapkan sumber dana dari mereka dan segala sesuatu di impor saja. Hal ini disebabkan karena pemerintah tidak mau bekerja keras untk mencukupi kebutuhan sendiri. Mungkin selama ini segala sesuatu yang kita miliki berkenaan dengan ilmu pengetahuan dan teknologi sudah canggih dan up to date. Akan tetapi, apakah kemampuan kita menggunakan ilmu pengetahuan dan teknologi itu merupakan ciptaan bangsa kita sendiri? Ataukah harus membelinya dengan harga sangat mahal dari bangsa-bangsa lain?

Jadi, sebenarnya bangsa kita sampai saat ini masih belum berbuat apa-apa. Pemerintah masih melakukan metode gali lobang tutup lobang.

Agen perubahan! Kita kembali kepada generasi muda sebagai agen perubahan. Sudah seharusnya para pemuda sekarang sudah saatnya untuk bangun dari tidur yang sudah berlarut-larut. Bangun dari tidur panjang, dari mental si miskin.

Apa yang harus kita perbuat?

Satu hal yang perlu diperhatikan ialah, bahwa perubahan yang ingin dilakukan untuk bangsa Indonesia merupakan perubahan yang disebabkan oleh keadaan yang sudah terpuruk. Artinya perubahan terjadi bertujuan untuk sebuah pemulihan secara total. Satu hal yang menjadi akar permasalahan bangsa ialan sikap mental. Sebagai agen perubahan generasi muda harus mampu menyikapi kondisi ini menuju kearah yang lebih baik.
a. Menumbuhkan atau menciptakan keingingan untuk berubah
Setelah mengetahui permasalahan dalam masyarakat maka, langkah pertama yang harus dilakukan ialah memutus mata rantai permasalahan itu di tingkat masyarakat. Memutuskan mata rantai permasalahan dalam masayrakat dapat dilakukan dengan shock teraphy. Yakni dengan menciptakan sebuah terobosan baru yang luar biasa sebagai hasil inovasi sendiri yang mampu membuat masyarakat terkejut dan kagum. Hal ini perlu dilakukan karena masyarakat yang baru bangun dari tidur membutuhkan fakta-fakta yang nyata.

Setelah itu, baru memulai pendekatan-pendekatan dimana agen perubahan menumbuhkan keinginan dikalangan masyarakat agar mau melakukan perubahan. Tujuan lain dari sebuah pendekatan juga ialah agar agen perubahan dapat diterima dengan baik oleh masyarakat. Perlu di ingat bahwa tujuan pertama ini mengubah sikap mental ”si miskin” menjadi sikap mental yang berusaha untuk maju dengan upaya sendiri.

b. Menerjemahkan keinginan perubahan menjadi tindakan nyata
Setelah masyarakat mengenal akar permasalahan yang melanda masyarakat saat ini, maka langkah selanjutnya yang perlu dilakukan ialah mengubah keinginan untuk berubah menjadi kenyataan. Agen perubahan bersama-sama dengan masyarakat mulai merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi.

Yang perlu direncanakan, dilaksanakan dan dievaluasi ialah berkenaan dengan kondisi masyarakat. Yang perlu diperhatikan ialah bahwa yang dilakukan untuk masyarakat ialah memberikan kain, bukan ikan. Artinya yang perlu dilakukan ialah berupa pembinaan.

Jika berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan pokok. Maka, generasi muda sebagai agen perubahan harus mampu menciptakan ide-ide cemerlang dan inovasi baru yang kreatif untuk memenuhi kebutuhan pokok masyarakat. Jika berhubungan dengan kemiskinan, maka agen perubahan harus mampu mencari solusi untuk mencari jalan keluar agar kelompok masyarakat tertentu dapat keluar dai jaring kemiskinan. Jika berhubungan dengan penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi, maka yang perlu dilakukan adalah mengembangkan bidang pendidikan dan berusaha untuk mengembangkan teknologi sindiri tanpa berharap dari orang lain. Karena ada satu korelasi yang sangat erat antara pendidikan yang tinggi dengan teknologi.

c. Menjaga kestabilan perubahan dan mencegah terjadinya drop out
Sebuah perubahan diawali dalam sebuah kelompok tertentu dan menyebar menjadi beberapa kelompok. Dalam upaya menuju perubahan diharapkan adanya multiplikasi. Karena dengan cara itu perubahan akan lebi cepat dan lebih efektif tersebar keseluruh masyarakat.

Jika belajar dari cara Muhammad Yunus, penerima nobel perdamaian 2006 dari Bangladesh melalui Bank Grameen milikinya. Dia memulai upaya perubahan dari satu kelompok ke beberapa kelompok dan menyebar hingga ke pelosok Bangladesh. Oleh karena itu sebuah perubahan yang dimulai harus dijaga kestabilannya oleh agen perubahan jangan sampai ada yang menjauh atau melepaskan diri.



Moralitas

Masih berhubungan dengan sikap mental, dewasa ini bangsa kita mengalami degradasi moral dan akhlak yang amat sangat. Terjadinya kemunduran nilai moral dan akhlak bangsa terjadi karena sikap mental ”si miskin”. Merasa selalu kekurangan, kekurangan dan kekurangan terus. Akibatnya korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN) menjadi gaya hidup. Ada banyak yang mengatakan bahwa akar segala permasalahan bangsa ialah KKN.

Ketidakadilan dan ketidakjujuran yang terjadi dalam sistim kehidupan bangsa telah menimbulkan berbagai dampak yang tidak baik dalam kehidupan masyarakat. Akibatnya perubahan pun tidak bisa dilakukan yang terjadi hanyalah krisis kepercyaan masyarakat terhadap para pemimpin bangsa. Karena pemimpin bangsa tidak bisa menjadi teladan yang baik buat masyarakat. Hal yang perlu dilakukan ialah bahwa generasi muda sebagai agen perubahan harus memiliki nilai moral dan akhlak yang baik. Mari memulai dari kelompok kita sendiri untuk bertindak adil dan jujur serta menjauhkan diri dari upaya mencuri hak milik orang lain.

Berharap bahwa bangsa ini dapat pulih dengan mengetahui akar permasalahan bangsa. Bagaimana peran kita sebagai pribadi, sebagai generasi muda dan sebagai agen perubahan untuk negeri kita yang sudah berada diambang kehancuran ini. Mari berbuat sebagai Agen Perubahan!